Jumat, 04 Juni 2010

Kedermawanan Dan Kekikiran


1. Kedermawanan adalah perbuatan yang mendekatkan diri kepada Allah, sedangkan kebakhilan adalah pengasingan.
2. Kedermawanan lebih baik daripada hubungan kekerabatan.
Orang yang dermawan tidak dapat dilunakkan oleh kekerasan, dan tidak berlaku kasar jika kaya.
3. Orang yang dermawan bersifat ramah jika diperlakukan dengan ramah, sedangkan orang yang kikir bertindak keras jika diperlakukan dengan ramah.
4. Orang yang dermawan, berani hatinya.
5. Orang yang paling nikmat kehidupannya adalah bila ada orang lain yang hidup bersamanya.
6. Permintaan kepada orang yang dermawanan menggerakkannya untuk memberi, sedangkan permintaan kepada orang yang kikir mendorongnya untuk tidak memberi.
7. Orang yang kikir tidak cocok bagi siapa pun, dan dia tidak akan lurus kecuali karena takut atau adanya kebutuhan. Maka, jika dia sudah tidak butuh lagi, atau hilang takutnya, dia akan kembali pada esensinya.
8. Janganlah engkau memuji anak kecil jika dia dermawan karena sesungguhnya dia belum mengetahui keutamaan kedermawanan itu. Sesungguhnya dia memberi apa yang ada di tangannya karena kelemahannya.
9. Janganlah engkau mencela seorang pun, dan janganlah pula engkau menolak seorang pun yang meminta. Sebab, ada kalanya dia orang dermawan, maka engkau memenuhi kebutuhannya; atau Seorang kikir, maka engkau membeli kehormatanmu darinya.
10. Orang yang paling hina adalah yang meminta maaf kepada orang hina.
11. Orang yang dermawan sama sekali tidak pernah menyelidiki Secara mendalam. Allah Ta’ala berfirman dalam menyifati Nabi-Nya: Dan Allah memberitahukan hal itu kepada Muhammad, lalu Muhammad memberitahukan sebagian dan menyembunyikan sebagian yang lain (QS 66:3).
12. Jika engkau meminta suatu kebutuhan kepada orang yang dermawan, maka biarkanlah dia berpikir karena dia hanya berpikir dalam kebaikan. Akan tetapi, jika engkau meminta suatu kebutuhan kepada orang yang kikir, maka mintalah secara mendadak karena jika dia sempat berpikir, niscaya dia akan kembali pada wataknya (kikir).
13. Jika orang yang mulia marah, maka berbicaralah kepadanya secara halus. Akan tetapi, jika orang tercela yang marah, maka ambillah tongkat (untuk memukulnya).
14. Orang yang mulia dapat ridha dengan perkataan, orang yang tercela dapat dibujuk dengan harta, dan orang rendahan dapat diajak berdamai dengan hal yang hina.
15. Kedermawanan dan kemurahan hati adalah dengan makanan, bukan uang. Dan barangsiapa yang memberi uang seribu dan kikir dengan sepiring makanan, maka dia bukanlah seorang yang dermawan.
16. Hati-hatilah terhadap terkaman orang yang dermawan jika dia sudah lapar, dan orang yang kikir jika dia sudah kenyang.
17. Kekikiran penghimpun segala keburukan dan aib, dan ia adalah kendali yang menuntun kepada setiap kejelekan.
18. Kekikiran lebih berbahaya terhadap manusia daripada kefakiran. Sebab,jika orang fakir mendapatkan harta, dia menjadi kaya; Sedangkan orang yang kikir tidak akan merasa kaya walaupun dia mendapatkan harta yang banyak.
19. Janganlah sekali-kali engkau berkawan dengan orang kikir karena dia akan menghindar darimu justru pada saat engkau sangat membutuhkannya.
20. Orang yang kikir berderma dengan kehormatannya sebanding dia kikir dengan hartanya, sedangkan orang yang dermawan kikir dengan kehormatannya (menjaganya baik-baik) sebanding dia berderma dengan hartanya.
21. Kemarahan orang yang kikir terhadap orang yang dermawan lebih mengherankan daripada kekikirannya.
22. Sungguh, aku sangat heran terhadap orang yang kikir. Dia menyegerakan kefakiran yang dia lari darinya, dan luput darinya kekayaan yang dicarinya dengan keras (sungguh-sungguh). Dia hidup di dunia seperti layaknya kehidupan orang-orang fakir, padahal dia akan dihisab di akhirat dengan perhitungan orang-orang kaya.
23. Orang yang kikir, berani muka.
24. Janganlah sekali-kali kalian menjadi orang yangkikir. Sebab, kekikiran telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. Kekikiran inilah yang menumpahkan darah orang banyak (sebab terjadinya pembunuhan), dan ia pula yang memutuskan tali kekeluargaan. Oleh karena itu, jauhilah kekikiran.

0 komentar: