Senin, 23 Mei 2011

Bimbingan


Syeikh Abul Hasan Asy-Asyadzily
Aku melihat Rasulullah Saw. dan bertanya,: Wahai Rasulullah, apakah hakikat mengikuti tingkah laku itu? Beliau menjawab: ”Memandang yang diikuti di sisi segala hal, beserta segala hal dan dalam segala hal.” Seorang Syeikh (yang sebenarnya) adalah orang yang menunjukkan dirimu bagi keringananmu di dunia dan akhirat melalui Zuhud, bukan orang yang memberi petunjuk melalui kepayahanmu.
Orang yang sempurna (kamil) bukanlah orang yang telah gugur ketakutan dan kekawatirannya dalam dirinya, tetapi orang yang sempurna adalah orang yang gugur ketakutannya dari selain dirinya.
Setiap Syeikh yang tidak menyampaikan faedah-faedah kepadamu dari balik hijab (bathiniyah) maka bukanlah ia sebagai Syeikh.

Ada tujuh perkara yang harus Anda jaga:

Apabila Anda melihat seseorang yang mengaku memiliki perilaku ruhani yang keluar dari aturan syariat, janganlah Anda dekati.
Apabila Anda melihat seseorang yang tenteram dengan jabatan dan kebesaran, janganlah Anda dekati, dan jangan pula Anda meraih kebahagiaan darinya, selama-lamanya.
Apabila Anda melihat si faqir (faqir kepada Allah Swt, pen.) yang kembali pada duniawi, lantas mengeluh lapar, janganlah Anda dekati dan jangan pula berpegang pada kesahabatannya, sebab menyahabatinya akan mengeraskan hati Anda selama 40 pagi.
Apabila Anda melihat orang yang merasa cukup dengan ilmunya, maka Anda jangan merasa aman dengan kebodohannya.
Apabila Anda melihat seseorang yang rela dengan hasrat nafsunya dan tenteram dengan waktunya, maka perlu Anda ragukan kehidupan agamanya. Dan waspadalah sepenuhnya.
Apabila Anda melihat seseorang yang ingin mendengarkan nyanyian-nyanyian, dengan maksud agar mendapatkan kesantaian, maka janganlah Anda berharap akan kebahagiaannya.
Apabila Anda melihat si fakir (sufi) yang tidak mendapatkan kehadiran Ilahi dalam Sama’ (mendengar secara spiritual), maka ketahuilah sesungguhnya ia terhalang dari barakah-barakah Sama’, karena kekeruhan hatinya dan keacuhan akalnya.

Barang siapa berdoa kepada Allah bukan dengan pekerti doanya Rasulullah Saw. berarti ia pelaku bid’ah.

0 komentar: